We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 162
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

“Dor!”

+15 BONUS

+15 BONUS

Bab 162

Semua orang merasa tegang, itu hanya suara yang keluar dari mulut Harvey, yang

membuat pemuda itu mengerutkan kening.

Harvey melepaskan pistolnya dengan tatapan memuji, “Bagus kamu seorang pria sejati. Hanya saja

nyawanya nggak bisa ditukar.”

Dia mendekati George dan saat ini George segera menodongkan pistol ke kepalanya.

“Jangan bergerak!” Beberapa orang di sekitar menodongkan pistol ke arah George, ternyata sejak tadi

dia sedang mencari waktu yang tepat untuk bertindak.

“Nyawa murahanku ini, nggak akan rugi kalau diganti dengan nyawa Tuan Harvey.”

George menyeringai di balik topengnya.

Kemudian dia menatap Selena dengan dalam, seolah tatapannya sedang

mengatakan ‘mulai hari ini kamu bebas.”

George tahu bahwa begitu dia menembak, peluru akan datang dari segala arah dan

dia tidak bisa melarikan diri.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Selena bodoh, tidak ada yang mengira akan terjadi perubahan mendadak ini.

Dia baru mengenal George selama setengah bulan, bagaimana mungkin dia bisa

mengorbankan nyawanya?

“Jangan, jangan tembak!” Selena berlari ke arah mereka dengan kacau.

Harvey yang ditodong kepalanya dengan pistol tidak takut sedikit pun, malah.

tatapannya sangat bersemangat.

“Bagaimana kalau kita bertaruh, siapa yang akan hidup?”

Selena berteriak, “George, jangan tembak, sama sekali jangan tembak!”

Begitu menembak, tidak akan ada yang tahu bagaimana akhirnya, tetapi dia yakin bahwa akhirnya

akan menyedihkan.

Sebelum George menembak, Selena sudah menghalangi di tengah keduanya.

+15 BONUS

“Kalau kalian mau menembak, bunuh saja aku.”

Harvey mengerutkan keningnya dan tampak kesal karena Selena yang tiba–tiba

datang, kemudian berkata, “Bawa dia pergi.”

Selena segera memeluk Harvey dan air matanya jatuh ke lehernya, kemudian dia berkata dengan

gemetar, “Berhenti, aku mohon berhentilah. Aku akan menyetujui

semua permintaanmu, aku nggak akan kabur, aku benar–benar nggak akan kabur

lagi. Jadi, tolong lepaskan mereka, oke?”

Wanita yang berada dalam pelukannya terus gemetar dan air matanya terus

menetes. Angin laut yang dingin menerpa wajahnya yang kemudian

menyadarkannya.

Melihatnya terus menangis, hatinya seperti tersayat–sayat. Dia sama sekali tidak

senang, sebaliknya malah sangat sakit hati melihatnya.

Harvey sepertinya sudah lama tidak melihat senyuman Selena.

Apakah Harvey terus mengganggu Selena karena ingin membalas dendam atau

karena sifat posesif yang melanda di hatinya?

Entah apa pun alasannya, setidaknya sekarang Harvey tidak mau melihat Selena

menangis.

Dia bertanya dengan pelan, “Sungguh sudah tahu kamu bersalah?”

Selena menarik mantel Harvey, rambutnya yang kusut terbang diterpa angin

kencang, lalu berkata dengan matanya yang berair, “Tahu, aku sangat tahu.”

Ujung jari yang ramping merapikan rambut yang berantakan di wajah Selena ke belakang telinga,

matanya yang terpejam menunjukkan sedikit kelembutan yang jarang terlihat, “Kalau begitu, sesuai

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

permintaanmu.”

Selena menatap Harvey dengan tidak percaya, dia kira dirinya salah dengar.

Harvey membungkuk untuk menggendong Harvest dan mengulurkan tangannya kepada Selena,

kemudian angin laut mengibas bagian bawah pakaiannya, bahkan sehelai hingga dua helai rambut

yang diatur ke belakang kepalanya juga jatuh ke

keningnya.

2/3

+15 BONUS

Cahaya matahari menyinari tubuhnya dengan sinar yang lembut, Selena bahkan melihat kelembutan

dari mata Harvey. Apakah Selena sedang bermimpi sekarang?

Selena tidak berani mempertanyakan pikiran Harvey, dia bergegas menyusupkan

tangannya ke tangan Harvey.

Sentuhan jari mereka saling bersentuhan, Harvey sedikit menarik Selena hingga

jatuh ke pelukannya.

“Pulang.”

Harvey berkata dengan dingin yang membuyarkan lamunan Selena, kemudian

Selena berjalan mengikutinya.