We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 173
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Melihat wajah Selena yang pucat, Benita segera menyingkirkan ponselnya.

“Nyonya, kamu melihat ini untuk apa? Nggak takut matamu bintitan? Lebih baik

lihat daun muda, belakangan ini Grup XO baru saja debut, pinggang mereka sangat

ramping, bahkan lebih ramping dari wanita.”

Selena yang tadinya tampak murung, tertawa begitu mendengar perkataan Benita. ”

Benita, ternyata kamu masih mengerti hal seperti ini?”

Benita meletakkan tangannya di pundak Selena sambil menasihatinya, “Nyonya,

bahkan orang yang paling cerdas sekalipun nggak akan sempurna. Kita harus

melewati beberapa jalan agar tahu benar dan salah, jangan menghukum diri sendiri

dengan kesalahan orang lain.

Selena agak terkejut, dia tidak menyangka kalau Benita akan memihaknya.

“Tuan Muda Harvey bisa bercerai denganmu, tentu saja dia juga bisa bercerai

dengannya, jadi Nyonya tunggu saja, pasti…”

Selena segera memotong ucapan selanjutnya, karena dia tidak mau mendengarnya

dan berkata, “Em, aku tahu. Siapkanlah bahan makanan, nanti malam aku yang

masak.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Mata Benita berbinar, jarang sekali Selena mau berinisiatif untuk bersikap baik pada

Harvey.

Bagi Benita, Selena dan Harvey masih cocok sebagai pasangan, hanya saja Harvey

sedang tidak berpikir rasional dan Agatha tidak akan bertahan lama di sisinya.

“Baik, aku akan telepon dan memberi tahu Tuan Muda Harvey.”

Selena mematikan ponselnya dan berdiri, wajahnya menjadi dingin.

Mengingat dua tahun ini, Keluarga Bennett hancur dan ayahnya koma.

Dia berubah menjadi seperti ini juga bukan sepenuhnya karena Harvey, bukankah

karena dia begitu terobesi dengan cinta, sehingga melupakan segalanya dan

memberikan kesempatan untuk orang lain mengambil keuntungan.

+15 BONUS

Waktu yang tersisa tidak banyak, dia tidak bisa lagi membuang–buang waktu untuk bertengkar dengan

Harvey.

Simpan rasa marah dan gunakan topeng, bukankah ini juga peningkatan?

Kantor direktur.

Semua orang lelah dan pikiran mereka menumpuk, bahkan mereka semua tidak berani bernapas

terlalu keras, karena takut dikirim Harvey ke perbatasan.

Chandra membawa dokumen yang tebal–tebal dan berdiri di samping Harvey. Sejak tadi pagi Harvey

selalu mengerutkan keningnya.

“Tuan Harvey, kabar pertunanganmu dengan Nona Agatha sudah menyebar di

internet.”

Harvey menundukkan kepalanya melihat dokumen di hadapannya tanpa menjawab,

tetapi Chandra tahu bahwa dia sama sekali tidak melihat dokumen itu.

Karena dia sudah melihat dokumen itu selama 5 menit penuh, terlebih lagi dokumennya terbalik.

“Barusan ada telepon dari kediaman….”

Harvey menggerakan matanya dan mulai berkaya, “Selena ingin pergi?”

Tadi pagi dia baru saja membuatnya marah besar, jadi mungkin dia mau pergi.

“Bukan, Nyonya ingin masak makan makan, jadi Benita bertanya apa Tuan ingin

pulang untuk makan?”

Sedetik kemudian, wajah yang tadinya dingin berubah menjadi berbinar, Harvey mendengkus dingin,

“Katakan padanya bahwa aku sibuk.”

Chandra berpikir sejenak dan akhirnya menasihatinya, “Tuan Harvey, selama 2 tahun ini Nyonya

mengalami banyak hal, sehingga Nyonya terlihat jauh lebih kurus, jadi tolong Tuan Harvey bersikap

sedikit lebih baik pada Nyonya.”

Harvey menunjuk bekas merah di dagunya dan berkata, “Memangnya kamu kira dia. selembut apa?”

“Nyonya sudah tahu bahwa dirinya salah, makanya Nyonya berinisiatif memasak

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

23

makan malam.”

Harvey melemparkan dokumen yang ada di tangannya ke atas meja, “Kalau dia berinisiatif melakukan

ini memangnya aku harus mengikutinya? Memangnya aku nggak bisa hidup tanpanya? Aku bahkan

nggak menghukumnya karena kabur saat itu, lalu apa lagi yang dia mau?”

Pikiran Harvey dipenuhi adegan Selena dan George yang bergandengan tangan di pulau, dia

menghela napas dengan tatapan yang penuh kebencian.

Dia menggebrak meja dengan sekuat tenaga sambil berkata, “Bahkan kalau aku harus keluar dari

Grup Irwin, aku nggak akan makan malam dengannya hari ini.”

Chandra menyampaikan pendapatnya kembali. 5 menit kemudian, ponsel Harvey berdering, entah apa

yang Selena katakan, tetapi wajah Harvey yang semula dingin menjadi berkurang banyak.

“Terserah.” Dia menutup panggilannya dengan sudut mulut yang terangkat.

Lalu menatap Chandra dengan tajam sambil menjelaskan, “Dia ingin mengantarkan makanan, padahal

aku nggak memintanya untuk datang.”

Chandra hanya bisa terdiam.

BIG SALE: 1250 BONUS FREE FOR YOU!

GET IT

+15 BONUS

Bab 174