We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 176
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 176

© -15 BONUS

Sendawanya menggema di ruangan yang sunyi dan udara seakan membeku, hal memalukan ini

datang di waktu yang tidak tepat.

Selena memandang Harvey dengan canggung sambil berkata, “Itu, dengarkan penjelasanku dulu.”

Di tengah panasnya suasana, dia justru mengatakan apa yang ada dalam pikirannya, yang membuat

suasana semakin memburuk.

Dia melihat Harvey dengan hati–hati dan menemukan bahwa tidak ada sedikit pun ketidaksenangan di

wajahnya yang muram, sebaliknya wajahnya malah terlihat

sedih.

Apakah Selena salah lihat? Bukankah Harvey sangat membencinya? Lantas kenapa dia mengasihani

dirinya?

“Kalau lapar, makanlah lebih banyak.” Harvey menyuapinya dengan sesendok

penuh.

Selena mengedipkan matanya sambil berpikir dalam benaknya, ‘Apa dia kira aku

bersendawa karena kelaparan?”

Padahal Selena datang untuk memberikannya makan, tetapi malah dia yang

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

kenyang.

“Sudah kenyang, aku benar–benar kenyang,” ucap Selena yang merasa akan segera

muntah.

Harvey tidak senang dan mengerutkan keningnya sambil berkata, “Kamu sudah

kurus seperti ini, kenapa hanya makan sedikit saja?”

Dia mengoceh sambil menyuapi Selena dengan tidak senang, kedua pipi Selena

sudah penuh seperti seekor tupai.

Pada saat ini pintu terbuka, seorang wanita yang mengenakan kacamata dan

berpakaian formal berdiri di depan pintu sambil berkata, “Tuan Harvey, dokumen

yang Anda mau…

+15 BONUS

Wanita ini tidak menyangka akan melihat pemandangan seperti ini, Harvey yang

biasanya dingin dan selalu menghindari wanita, sekarang malah menyuapi Selena

sambil memeluknya. Sekretaris wanita itu seketika terdiam di tempat.

Selena menelan makanannya sekuat tenaga, karena makan terlalu cepat dia jadi tersedak dan

membuat wajahnya menjadi merah. “Air

Π

Harvey memberikannya air sambil mengoceh, “Kamu sudah besar tapi masih bisa

tersedak.”

Selena memeluk leher Harvey dengan kedua tangannya, kemudian menggosokan wajah padanya

sambil berkata manis, “Tadi aku terkejut.”

Suara manis yang sama seperti dahulu, membuat Harvey gemetaran, seperti ada bulu yang menyapu

di hatinya, membuatnya gatal–gatal.

Terdengar suara napas Selena di telinga Harvey. Harvey memalingkan wajahnya Terdengar suara

napas Selena di telinga Harvey. dan menatap sekretarisnya yang terkejut sambil berkata, “Siapa yang

menyuruhmu

masuk? Keluar!”

“Maaf, Tuan Harvey,” ucap sekretaris itu sambil segera menutup pintu dan keluar.

Meskipun Selena memeluk leher Harvey, tetap saja tatapannya tak bergerak dari

sekretaris itu.

Baginya, setiap orang di sekitar Harvey mencurigakan.

Tujuan lawan adalah untuk memisahkan hubungan antara Harvey dan dia, jadi tentu saja mereka tidak

akan senang melihat dia begitu dekat dengan Harvey, sayangnya, dia tidak melihat banyak emosi dari

wajah sekretaris itu.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Saat pintu ditutup, Selena melepaskan tangannya dan berkata, “Sekretaris itu berani sekali masuk

tanpa izin darimu.”

Nada bicaranya terdengar seperti sedang cemburu, tetapi entah mengapa Harvey malah merasa

sangat senang.

“Banyak hal yang mendesak dan aku nggak begitu memedulikannya saat sibuk.”

Selena turun dari pangkuannya, lalu berkata, “Aku sudah kenyang, kamu makanlah.”

+15 BONUS

Ada tipe orang yang begitu selesai makan dengan kenyang langsung pergi.

Selena berdiri di depan jendela yang besar, dirinya tampak semakin kecil.

Harvey menatap punggungnya, perasaannya menjadi lebih rumit.

Selena melihat cahaya lampu yang menyala di luar, tetapi tidak ada satu pun yang

miliknya.

Entah sejak kapan pria itu meletakkan sumpitnya dan jalan ke belakang selena sambil berkata dengan

nada berat, “Apa yang sedang kamu pikirkan?”

Selena menjawab dengan tenang, “Aku sedang memikirkan pesta pertunanganmu dengan Agatha,

katanya dia memilih di ladang sakura seluas seratus hektar, pasti pemandangannya sangat indah saat

bunga sakura mekar.”

Dia perlahan berbalik dan menatap Harvey. “Omong–omong, kamu masih berutang pesta pernikahan

padaku.”

I/L