We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 181
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 181

Selena mengangkat buku catatannya yang mencatat semua kesukaan Harvey.

“Nah, aku belum selesai menghafalnya, Tuan Harvey suka minum kopi dengan tiga

gula batu, steak medium rare, suka ceri dan blueberry

Selena menutup buku catatannya, lalu menatap Harvey dengan serius sambil berkata, “Seingatku

kamu paling nggak suka dengan buah–buah ini, kamu hanya makan steak setengah matang dan

nggak pernah menambahkan gula di kopi.”

Kalau bukan karena Selena diperingati dengan tegas untuk tidak salah mengingat,

Selena pasti sudah mengira bahwa seseorang sedang menghalanginya dalam

bekerja.

Tabel kesukaan ini jelas bertentangan dengan kebiasaan Harvey.

Harvey mengambil catatan di tangan Selena dan berkata, “Nggak perlu pedulikan.”

Tidak ada orang yang bisa menebak dan benar–benar tahu kesukaannya selain

Selena.

“Kamu hanya perlu mengikutinya.”

Cahaya yang dipancarkan dari layar komputer di dalam gerbong terpancar di wajah Harvey, hingga

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

kontur wajahnya tampak jelas semakin dingin.

Selena tiba–tiba merasa bahwa pria yang tidur bersamanya seperti sosok yang tidak

pernah dia lihat sebelumnya.

Harvey seperti orang asing di tempat kerja.

Selena mengangguk dan berkata, “Aku akan terbiasa.”

Harvey mengerutkan keningnya, melihat wajah Selena yang begitu sungguh- sungguh, mungkinkah

dia memang benar–benar ingin menjadi sekretaris Harvey?

Apa yang terjadi padanya dalam waktu semalam hingga dia begitu berubah?

Beberapa waktu ini karena kehilangan Selena dan Harvest, membuat Harvey menumpuk banyak

pekerjaan. Meskipun sudah pulang, dia pasti sedang melakukan

+15 BONUS

konferensi video atau membaca email.

Selena selesai mandi dan duduk di atas tempat tidur sambil memeluk laptop,

untungnya tubuhnya terasa lebih bugar.

Jarinya dengan cepat mencari di komputer, dia khusus melihat jadwal Harvey pada

hari kecelakaan Arya.

Hari itu adalah ulang tahunnya dan Lanny, seharusnya dia tidak memiliki jadwal

apa pun.

Namun, pada hari itu Pertemuan G20 sedang diadakan dan sebagai direktur utama,

dia harus hadir untuk berpidato.

Baik dari kantor maupun dari rumah, dia tidak akan melewati rute kecelakaan

tersebut.

Entah itu direncanakan olehnya sendiri, atau dia ingin menyaksikan kematian Arya

di tempat kecelakaan secara langsung.

Ada juga kemungkinan lain bahwa Harvey memang harus mengambil rute itu.

Banyak kecelakaan mobil terjadi di hari Arya mengalami kecelakaan. Mencari beritanya bukanlah hal

sulit.

Selena segera menemukan berita dari tempat kecelakaan, dia juga melihat dua kecelakaan lainnya di

Jalan Lindu.

Meskipun kecelakaannya tidak separah Arya, tetapi itu tetap menyebabkan

kemacetan lalu lintas.

Kebetulan, salah satu video pendek merekam mobil Harvey.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Meskipun hanya ada satu video, Selena bisa dengan cepat menyadarinya. Video pendek itu tayang

tepat setengah jam sebelum kecelakaan Arya.

Jalan ini adalah rute terbaik untuk pergi ke tempat kejadian, Harvey muncul di sini menunjukkan bahwa

dia sebenarnya berniat pergi ke kamar dagang.

Dia mengubah rute sementara akibat terjadinya kecelakaan dan akhirnya muncul di

lokasi kecelakaan Arya.

+15 BONUS

Melihat ini, punggung Selena Bennett sudah terasa dingin.

Dugaan Selena sebelumnya telah menjadi kenyataan. Ternyata benar ada pihak yang merencanakan

ini sejak dua tahun lalu!

Dia dan Harvey telah menjadi bidak di papan catur yang sama!

Bahkan kecelakaan mobil ayahnya pun adalah ulah seseorang yang ingin

menyalahkan Harvey.

Orang itu ingin memanfaatkan kemarahannya sebagai anak untuk melukai dan membalas dendam

pada Harvey sehingga hubungan kami benar–benar putus.

Jika bukan karena perubahan pikiran mendadaknya sendiri, Harvest sudah mati.

Sungguh orang yang kejam.

Pintu pun terbuka, Harvey muncul di dekat pintu dan menatap dengan sinis, “Apa- apaan ekspresimu

itu?”