We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 192
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 191 Selena agak terkejut, dia tidak menyangka Harvey akan datang menjemputnya. Meskipun dia

sudah menyerahkan barangnya kepada George, tetapi Selena masih saja merasa gugup ketika naik ke

mobil, dia selalu merasa Harvey bisa membaca pikirannya. Setelah naik mobil, Harvey benar–benar

bertanya kepadanya. “Apa kamu sudah main dengan senang?” “Lumayan, tapi agak menakutkan.

Jarren bahkan sampai menangis ketakutan.” Selena menjawab dengan ekspresi yang tenang. Harvey

pun mengalihkan tatapannya dari wajah Selena. Awalnya dia sengaja membiarkan Selena berkumpul

dengan anak–anak itu lagi, agar dia bisa berubah seceria dahulu. Fakta membuktikan bahwa tidak

hanya perasaan di antara mereka berdua saja yang tidak bisa kembali lagi, tetapi begitu juga dengan

Selena. Dahulu ketika mereka duduk bersama, Selena akan memeluk lengannya dan terus berbicara

tanpa henti, mulut kecilnya itu tidak pernah tertutup sama sekali. Tidak seperti sekarang, dia duduk

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

dengan tegak, tangannya menarik pegangan mobil dan matanya menatap ke luar jendela. Dia

menjawab hanya ketika Harvey bertanya saja, ketika tidak mengobrol, rasanya seperti terpisah oleh

jarak ribuan gunung dan sungai. Suasananya sangat canggung, sama sekali tidak ada yang berbicara.

Selena bisa merasakan tatapan Harvey yang terus meliriknya, hatinya merasa sangat cemas, apakah

dia sudah ketahuan keluar tanpa izin? Bagaimanapun Harvey sudah memperingatkannya semalam,

Harvey akan mengembangkan pulau itu dan menjamin kehidupan di sana. Harvey hanya meminta satu

syarat, yaitu jangan bertemu dengan George lagi. Padahal Selena baru saja berjanji dengan tekad

yang kuat, tetapi keesokan harinya dia sudah melanggar janjinya, entah apa yang dipikirkan Harvey

tentangnya. Harvey tidak berbicara, tetapi tatapannya yang terus melirik Selena, seperti sedang

menyiksanya. Setelah sampai di Kediaman Irwin, Selena baru merasa lega ketika Harvey tidak

menunjukkan kemarahannya. Harvey berkata dengan dingin, “Aku tidak pulang makan malam ini.” “Oh,

baiklah.” Selena membuka pintu mobil dan hendak turun. Tiba–tiba pergelangan tangannya sakit, dia

langsung ditarik Harvey dan jatuh ke dalam pelukan Harvey, hingga membuatnya bersandar pada

Harvey tak berdaya. Dia mendongakkan kepalanya dan menatap Harvey dengan bingung. “Hmm?”

Harvey berkata dengan tegas sambil menatapnya, “Selena, aku bilang, aku mau pergi makan di

Kediaman Wilson.” Selena mengangguk dan berkata, “Aku sudah tahu, jangan khawatir, aku nggak

akan meneleponmu untuk mendesakmu pulang.” Dia teringat masa lalunya yang takut kehilangan dan

mengalami gangguan mental yang serius, begitu Harvey tidak pulang setelah pukul enam, dia akan

terus meneleponnya. Akhirnya Harvey merasa terganggu dan langsung mematikan ponselnya. Selena

akan terus memanaskan hidangan yang sudah dingin hingga berulang kali dan berputar–putar di

dalam ruangan dengan gelisah. Pikirannya terus berpikir sembarangan. Jangankan Harvey, bahkan

selena sendiri merasa jijik begitu mengingat dirinya yang dahulu. +15 BONUS Tentu saja karena saat

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

itu dia masih merupakan Nyonya Irwin yang sah, sekarang dia sudah menyadari posisinya sendiri,

tentu saja dia tidak akan terus menghalangi Harvey. Dahulu, bahkan udara pun terbelenggu,

membuatnya tidak bisa bernapas. Sekarang ketika Selena tidak begitu memedulikannya lagi, Selena

merasa mendapatkan kembali kebebasannya. Sebaliknya Harvey yang tidak terbiasa, terkadang

Selena sangat posesif, Selena bahkan tidak memperbolehkannya untuk melakukan berinteraksi yang

normal. Begitu tahu dia akan pergi makan, Selena akan menatapnya dengan ekspresi cemas, dia akan

menggenggam tangannya dan memohonnya untuk menemaninya. Tidak seperti sekarang, Selena

sangat tenang dan tidak peduli dengannya lagi. Tanpa sadar, tangannya yang menggenggam

pergelangan tangan Selena dengan kuat, membuat Selena mengerutkan keningnya karena kesakitan.

“Sakit! Aku tidak menghalangimu pergi, apa yang sedang kamu lakukan?” Selena berkata dengan

kesal. Harvey berkata dengan nada rendah, “Kamu juga tidak peduli jika aku tidur di tempat lain?”

Recharge Promo: 1000 Bonus Free