We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 590
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 590 Selena tidak tahu apa rencana Harvey, dia hanya bisa pasrah dan membiarkan para profesional merias wajahnya dengan berbagai macam produk kosmetik.

Sesekali, dia mendengar komentar yang memuji, “Wah, kulitmu halus banget, pasti sering dimanjaim sama Tuan Harvey.ya.” “Dan wajahmu, nggak ada cacatnya, tho! Padahal aku udah dandanin banyak artis, tapi susah banget nemuin wajah yang se-sempurna ini.” Selena sedikit bingung dengan pujian tersebut, dia pun bertanya dengan tidak berdaya, “Maaf, ini aku kenapa didandanin kayak gini, ya? Memangnya ada acara apa?” Para penata rias agak terkejut. “Lho, kamu nggak dikasih tahu? Oke deh, kita berhenti nanya-nanya, biar kejutan dari Tuan Harvey nggak ketahuan.” Chandra sudah memperingatkan mereka agar tidak banyak bicara, dan karena para penata rias tidak tahu kata- kata apa saja yang boleh diucapkan dan yang tidak, jadi mereka hanya diam dan lanjut merias.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Selena.

Tiba-tiba, terdengar suara yang menusuk telinga dari luar pintu, “Aku sengaja terbang ke sini biar Lori bisa dandanin rambutku! Ini apa sih? Kamu tahu siapa aku?” “Maaf, Nona, Kak Lori udah ada janjian dari pagi, masih ada perias kami yang nggak kalah terkenal, kok.” “Aku maunya cuma Lori! Masalahnya cuma uang, kan? Aku bisa bayar dua kali lipat.” “Maaf, Nona, bukan masalah uang.” i “Dasar munafik, nggak mungkin kalian kayak gitu. Panggilin Lori keluar sekatang juga!“.

Setelah beberapa kali mencoba membujuk, mereka akhirnya menyerah. Jelas sekali bahwa orang itu punya sifat yang kasar dan pemarah, bahkan dia bahkan tidak menunggu hingga Lori keluar dan malah masuk ke dalam dengan paksa.

“Aku penasaran siapa yang berani-beraninya ngerebut Lori dari aku.” Selena melihat ke arah orang yang datang, sepertinya wanita itu seumuran dengan dirinya, tetapi gaya pakaiannya terlihat sangat aneh.

Di musim salju seperti ini, dia masih memilih untuk mengenakan rok pendek dan sepatu tinggi.

Alaskuun gé dalloj ata ng hap kaja telona merasa aneh dengan daya tyskaana KAM, dinar, Kawabat suna wajahnya semakin terlihat sexal ih kenapa, sih, aku ketemu sama kawa sa karak sodan aik di mana-MADA MIAT Sawa sok megalya dia mungkin seni Oh kamu ngomong sama aku? saya ka kal S630-PANANAS Selesa dengan tangan terlipat di dada Setelah beberapa bulan tidak bertemu, wanital adampakma telah berubah banyak Padahal sebekmeva saat sedang hamit, Selena terlihat begitu tegas dan ganas, tetapi sekarang.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

sebelumnya, kenapa dia sepech vang bodoh yang berpura-pura tidak mengenalinya? Nex babak svaku kan, nagak ada di sini, kenapa kamu masih aja pura-pura kayak gini?” OORSA kejut tetapi orang ini tidak terlihat seperti temannya, apakah mungkin dia kerabatnya? Namun, sikapria yang terlihat tidak ramah, terutama pandangannya yang angkuh dan memancarkan aura bermusuhan, membuatnya merasa sangat tidak nyaman, O ad pri caranya kamu godain kakak sepupuku? Heh, kukasih tahu ya, percuma kamu ngejar-ngejar da kalian itu ropak cocok Kamu bahkan nggak sebanding sama Wina!” Dam Suara tegas seorang pria terdengar tiba-tiba dari pintu. Tidak pernah terpikirkan oleh Harvey sedikit pun akan ada seseorang yang menciptakan masalah saat dia sedang mengganti pakaian.

Identitas Sissy yang istimewa, membuat pengawal tidak berani menyakitinya, jadi mereka hanya bisa memberitahu Harvey.

Ketika Harvey mendekat, ekspresi arogan di wajah Sissy seketika berubah menjadi tegang. Dia menelan ludahnya dengan cepat dan berkata, “Ka-kakak sepupu, apa kabar? Kok, kamu ada di sini?” Harvey tidak ingin berbicara banyak dengannya, “Cepat, keluar dari sini.” Sissy menjulurkan lidahnya dan segera melarikan diri tanpa menoleh.

“Harvey, dia sepupumu?” “lya.” “Kenapa kamu nggak pernah ceritain soal dia?” “Kita jarang ketemu.” Selena mengernyitkan keningnya, “Terus, tadi dia nyebut-nyebut nama Wina, siapa lagun “Orang yang nggak penting.”