We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 145
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 145 

“Masuklah. Kita akan pergi ke toko swalayan.” 

Begitu Elan menempatkan Jodi di kursi belakang, tiba–tiba terpikirkan oleh si pria kalau dia perlu memasang kursi

pengaman anak agar lebih mudah baginya untuk menjemput Jodi ke depannya. Setelah mereka bertiga kembali ke

mobil, mereka pergi ke area perdagangan terdekat di mana mereka punya banyak waktu untuk berhenti karena

masih cukup awal. 

Saat mereka berada di dalam toko swalayan, Jodi duduk di kereta dorong yang didorong oleh Elan tatkala Tasya

bertugas memilih bahan untuk makan malam malam itu. Merasa agak rakus malam ini, wanita itu mengambil

beberapa daging babi, udang, dan beberapa jenis sayuran. 

“Wah! Sungguh keluarga yang rupawan!” seseorang tiba–tiba berkomentar saat Tasya sedang memilih sayuran. 

Ketika wanita itu menoleh, dia melihat dua orang wanita muda berdiri di dekatnya dan menatap mereka. Saat

Tasya berbalik untuk melihat mereka, mereka bergegas pergi karena malu karena mereka tertangkap basahi.

Sementara itu, saat dia inclirik balik Elan dan putranya, dia paham kenapa kedua wanita muda itu salah paham.

Mereka benar–benar terlihat seperti sebuah keluarga beranggotakan tiga orang yang sedang belanja! 

Dia dengan cepat selesai mengambil sayuran dan berkata kepada pria yang mendorong kereta dorong di

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

belakangnya, “Ayo pergi. Aku sudah selesail 

Tentu saja, mata Elan juga nienangkap semuanya dan itu membuat sudut mulutnya terangkat. Baginya, itu adalah

perasaan bahagia. Setelah mereka selesai berbelanja, pria itu mengemudikan sampai ke pintu masuk

lingkungannya dan memarkirkan mobilnya. Begitu Tasya mengumpulkan kantong bahan yang dia beli, si pria

mengambilnya dari si wanita sambil berkata, “Aku bisa membawanya.” 

“Belanjaannya tidak berat. Tidak apa–apa,” kata Tasya yang tidak ingin dia membantu. 

Akan tetapi, pria itu dengan keras kepalanya mengambil belanjaan dari tangannya. Tindakan Elan membuat Tasya

tidak bisa berkata–kata, melirik Jodi yang senang Elan memegang tangannya. 

Wanita itu sekarang menjadi agak malu, dia berjalan cepat untuk menjaga jarak dari mereka sehingga para

tetangga tidak akan mengira mereka adalah keluarga. 

“Mama, tunggu kami!” Jodi berteriak di belakangnya. 

Tasya hanya bisa menunggu mereka dengan malu–malu. Saat mereka akhirnya sampai di rumah, wanita itu

menghela napas dengan lega dan mengambil tas belanjaan dari Elan sebelum pergi ke dapur. Bcberapa makanan

seperti daging babi merributuhkan waktu yang lebih lama untuk dimasak dan dia harus menyiapkannya terlebih

dahulu. 

“Hibur tamu kita, Jodi,” Tasya menginstruksikan putranya tatkala si wanita meninggalkan dapur untuk mengambil

sesuatu. 

Jodi yang agak kebingungan mengangkuk dan menatap Elan. Baginya, Elan bukanlali tamu, melainkan anggota

keluarga Elan membelai rambut Jodi sambil menyeringai. “Aku bisa 

menghibur diriku sendiri.” 

Sementara itu, Tasya mulai menyibukkan diri di dapur. Mengingat dia telah menghabiskan bertahun–tahun

memasak untuk putranya, dia benar-benar paham betul apa yang akan dia lakukan di dapur. Selain itu, demi

memenuhi selera putranya, dia bahkan menghabiskan bertahun–tahun mencari resep dan mempelajari konsep

distribusi panas. Itu artinya dia cukup mahir memasak di rumah. 

Mengingat daging babi itu untuk dirinya sendiri, dia menambahkan lebih banyak bumbu dan perasa. Sementara itu,

bagi Jodi, wanita itu menggantinya dengan sayuran di atas puding telur kukus dengan udang. Kedua hidangan itu

sudah cukup untuk Jodi. 

Tatkala Tasya keluar–masuk dapur sesekali, dia akan melihat Elan menonton televisi dengan anaknya sesaat dan

bermain dengan Jodi di kamarnya di lain waktu. Ternyata bukan hal yang buruk dengan adanya Elan di rumahnya.

Paling tidak, si pria bisa menemani putranya. 

Terkadang, apa yang paling ditakuti Tasya adalah kalau dia dan putranya tidak memiliki pengaruh sesosok pria

dalam hidup mereka. Sekarang Elan ada di sana untuk menemani Jodi, wanita itu merasa hal itu hal yang baik. 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Makan malam akhirnya selesai disajikan dan dia mengetuk pintu kamar anaknya setelah melepaskan ikatan

celemeknya sambil berkata, “Waktunya makan malam.” 

Tidak butuh waktu lama bagi Jodi untuk berlari keluar dan berseru ketika dia melihat hidangan di atas meja, “Ini

semua hidangan favoritku!” 

Sementara itu, Elan juga duduk. Jodi sangat menyukai pudding telur sampai–sampai dia melahapnya dengan penuh

semangat, hal itu membuat Elan tidak bisa menahan pemandangan menggemaskan dari anak laki–laki yang

makan dengan sungguh–sungguh itu. 

Sekarang, pria itu juga mengetahui kalau Tasya sangat ahli dalam memasak. Daging babi yang dia siapkan cukup

empuk. Dagingnya berlemak, tetapi tidak berminyak. Meskipun dagingnya agak terlalu pedas bagi Elan, bukan

berarti dia tidak bisa melahapnya sama sekali. 

Hidangannya sangat menggugah selera. Meskipun Tasya telah menyiapkan nasi untuk dimakan dengan daging

babinya, wanita itu tidak makan banyak karena dia takut berat badannya bertambah. Sebaliknya, dia mengunyah

pelan–pelan dan dengan sabar sebelum menelan bagainnya. Sementara itu, meskipun Elan sama elegannya, dia

terus menuju ke dapur untuk mengambil porsi nasi yang lebih banyak.

 

Previous Chapter

Next Chapter