We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 151
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 151 

“Tolong panggil Tasya ke sini juga! Saya harap dia bisa diingatkan bagaimana memperlakukan klien dengan benar,”

tuntut Lia dengan sikap merendahkan, mencoba memanfaatkan statusnya sebagai klien mereka untuk

mempermalukan Tasya. 

Bagaimanapun, bagi sebuah bisnis, pelanggan adalah raja. 

“Tentu, tolong tunggu sebentar,” jawab Felly, setelah itu dia keluar dari ruangan dan memutar nomor telepon

ruangan Elan. 

“Halo.” Terdengar suara serak yang rendah seorang laki–laki. 

“Pak Elan, Ibu Lia sudah datang. Dia sekarang berada di ruang tamu No.3.” 

“Tolong undang Tasya juga,” perintah Elan sebelum menutup telepon. 

Felly kemudian menelepon Tasya. Saat 1clipon tersambung, dia berkata, “Ibu Lia ada di sini. Tolong datang ke ruang

tamu No.3.” 

“Aku tidak mau bertemu dengannya.” 

“Apakah kamu yakin tidak ingin menonton pertunjukan seru.” 

“Pertunjukan seru apa?” 

“Kamu akan tahu kalau kamu ke sini,” jawab Felly penuh teka–teki. 

Yah, tidak ada salahnya menonton bagaimana Lia berencana memfitnahku, kebetulan aku sangat bosan sekarang!

Pikir Tasya. Jadi, sambil memegang ponsel di tangannya, dia bangkit dan menuju ruang tamu No. 3. 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dia mengetuk pintu sekali sebelum mendorong pintu terbuka untuk memasuki ruangan. Namun, yang dia lihat

hanyalah dua wanita yang duduk di sofa; Felly tidak terlihat. 

“Apakah kopinya enak?” Lia mengejek sambil melengkungkan sudut bibirnya ke atas. 

“Tidak, aku membuangnya,” jawab Tasya sambil duduk di kursi sofa di samping Lia. Pada saat ini, pintu didorong

terbuka dari luar. 

Felly terlihat berdiri di pintu saat dia berkata kepada pria di belakangnya, “Pak Elan, lewat sini.” 

Lia dan teman wanitanya sama–sama mengangkat kepala melihat dengan takjub sosok gagah dan ramping

berjalan ke dalam ruangan. Sekilas, mereka bisa mengenali identitas pria itu–Elan Prapanca, Presiden Perusahaan

Prapanca. 

“Pak Elan, kejutan yang sungguh menyenangkan bisa bertemu dengan Anda di sini.” Lia segera berpura–pura

sopan dan menyapanya dengan senyuman. 

“Halo, Pak Prapanca,” Mata temannya juga dipenuhi dengan kegembiraan dan kekaguman. 

Mereka tak pernah menyangka bisa benar–benar dapat bertemu secara tak sengaja dengan orang 

uk bersikap sebaik mungkin supaya dapat 

yang jarang bisa mereka temui. Mereka bertekad meninggalkan kesan mendalam pada pria itu 

. Vallaun dan sukar ditebak 

Elan cuculli No. Di bawal bulu 1.1.111VAI 

VA yang tampaknya mengandung 2011. mmm 

“lhu La, lalong 

a kliker Wintymne miloil menatap Lia dengan 

Lia yang tercangang Masalahnya, kary. Wan Am 

mawal, an ang kini Albulak minyadari masalahnya. yal a ma kali 

menjadi dialah yang scharusnya 

“Mengingat luban.... selamat Anda 

me 

kulan orang M elam 

al ini selesai unya olunduk, pumunicremar jika kita menjalani 

LIICCCN 

inch 

Mon 

t an mens kuviwan yang tidak penting seperti 

Tosyal yang melakukan ali samping kimya mo pertunjukan yang 

model kep e 

yung lolly maksud dengan nyi yang memakan kehadiran 

kepen11111y. 

“Pak Eln, N Syarak tau Irati SajmCnolik imtuk men cantiny. 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

kesalahan yan ng 

c un C a nal, 

yabamus ncmintamal?” Lia lagi lawannya ialah Tasya, saingan 

“Pertama, Anda memindan karyawan kantor saya kemudian. Anda mengambil keuntungan dari situasi ini untuk M 

e rsun kunitukan terakhir, lindakan Anda sangat memengaruhi moral kry.Mwiny.” 

yang disampaikan Elan, Ictapi bagaimana 

Lia tercenging. Dia mengikuchua min.111 per dia bisa bertanggung jawab atas tuntutan keta 

“A–aku tidak! Sebenarnya, aku tidak puny a untuk meminta ganti rugi. Lagipula, ku benar–benar ingin memil S

eperluan 18:20nama kallaku bicara lengan anak bualamu yang menjadi pemany walutamamın (tuk membeniku

desainer lain?” Ketika akhirnya menyadari betap senunniya masali ini, la mencoba menyelamatkan diri dari 

“Ibu Lia, saya rasa Anda masih belum mengerti maksud saya l‘ertama–tamat, saya ingin Anda meminta maal,

Selanjutnya, perusahaan kami tidak akan pernah menerima pesanan dari Anda lagi” Elan menuntut permintaan

munt dengan paksa tanpa memberi Lia kesempatan untuk 

Seinentara itu, Tanya berdiri di sebelahnya dengan angan terlipat di dadla, menunggu 

“Ibu Lia, nebaiknya Anda memikirkan konsekuensinya sebelum mengertak orang lain. Misalnya, 

akuaksana inemesan kopi Nchana limitju Tuh atas namu ya tanpa persetujuan saya 

dan kemudian meminta saya untuk membayarnya. Lagi pula, Anda tidak tahu selera dan kesukaan saya, jadi Anda

tidak memberi saya pilihan selain membuang secangkir kopi yang enak itu.” Tasya memanfaatkan kesempatan itu

untuk mengungkap perbuatan jahat lain yang telah dilakukan Lia.

 

Previous Chapter

Next Chapter