We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 198
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 198 

“Perutku sakit. Apa kamu punya sesuatu untuk dimakan di rumah ini?” tanya Elan sambil mengingkat kepalanya.

Tentu saja, perutnya yang selalu diisi dengan makanan bermutu tinggi tidak bisa menerima setelah minum begitu

banyak alkohol malam ini. 

“Tunggu di sini. Aku akan memasak mic untukmu.” ucap Tasya, kemudian dia bergegas pergi ke dapur. 

Elan pun duduk di sofa dan tersenyum melihat Theya sibuk sendiri di dapur. 

Tidak peduli apa yang dia katakan, ternyata wanita ini masih peduli padanya. Hanya saja dia tidak mau

mengakuinya 

Sepuluh menit kemudian, Tasya keluar dari dapur dengan membawa semangkuk mie yang rendah sodium. Biasuya,

dia memasak ini untuk putranya, Ichapi sekarang dia memasaknya untuk memberi makan pria ini. 

Elan langsung memakannya dengan lahap, sementara Tasya mengamati wajali pria itu di bawah cahaya lampu.

Entah kenapa dia berpikir wajah Jodi sangat mirip dengannya. 

“Tunggu! Apa yang aku pikirkan? Mereka hanya memiliki bentuk wajah yang mirip, itu saja. 

Sementara Elan sedang makan mic, Thusya pergi untuk membersilakan kamarnya. Tiba–tiba, jantungnya berdetak

kencang suat mengetahui bahwa sekarang sudah jam 9 malam. Dia bahkan belum menjemput anaknya. 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Elan, kamu harus pergi setelah makan karena aku harus pergi menjemput Jodi,” desak Tasya. 

“Aku bisa menyuruh Roy menjemputnya. Tidak aman untukmu keluar sendirian larut malam,” jawab Elan segera 

“Bukankah ayah Roy dirawat di rumah sakit?” 

Setelah menyadari itu, Elan terdiam beberapa saat lalu berkata, “Aku akan menyuruh pengawalku

menjemputnya.” 

Tiba–tiba, ponsel Tasya berdering. Ternyata Nando meneleponnya. Dia menjawab teleponnya dan berkata, “Halo,

Nando. Aku akan menjemput Jodi sekarang.” 

“Tidak perlu. Dia sudah tertidur. Biarkan saja dia menginap di tempatku,” jawab Nando sambil tertawa. Jelas sekali,

dia senang anak laki–laki itu menemaninya. 

“Apa? Jodi sudah tidur? Tapi aku tidak mau merepotkanmu.” 

“Tidak apa–apa. Biarkan aku mencoba menjadi ayahnya dan tidur dengannya selama satu malam!” Sebenarnya,

inilah yang diinginkan Nando, 

Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Tasya setuju, “B–baiklali kalau begitu. Aku akan membiarkan Jodi

menginap hanya untuk malam ini. Aku akan menjemputnya besok pagi.” 

“Tentu. Apa kamu sudah selesai bekerja? Kamu di luar atau di rumah sekarang? 

“Aku sedang di rumah.” 

“Hei, Tasya, aku baru sadar ternyata Jodi benar–benar mirip denganku. Wajahnya persis sepertiku ketika aku masih

kecil. Bagaimana menurutmu? Bukankah ini takdir spesial antara aku dan dia?” Nando mulai memberinya kode

lagi. 

Tasya perlahan berjalan ke balkon, lalu tertawa seraya berkata, “Jodi mirip denganmu ketika kamu masih kecil?

Bagaimana mungkin?” 

“Memang benar–benar mirip. Kalau kamu tidak percaya, aku bisa mengirim foto masa kecilku agar kamu

melihatnya. Kani mirip sekali!” Nando terus menekankan. 

“Tidak perlu. Aku percaya padamu. Selama sewaktu kecil kamu tampan, itu berarti putraku juga terlihat tampan!” 

“Apa maksudmu aku tampan?” 

“Kamu selalu tampan.” 

“Kamu suka pria tampan, kan? Karena aku begitu tampan, itu berarti kamu juga menyukaiku,” Nando tertawa

bahagia. 

Tasya tertawa mendengar candaannya, 

Namun, di saat yang sama, pria yang masih menyantap mic di meja tiba–tiba merasa makanannya menjadi

hambar setelah mendengar percakapan mereka. 

Setiap kali wanita ini bersamanya, dia selalu bersikap seolah–olah dia sedang menghadapi musuh bebuyutan, tetapi

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

ketika dia bersama pria lain, dia selalu tersenyum dan berbicara dengan suara yang manis. 

“Apa aku benar–benar tidak pantas melihat senyumnya?” 

Sementara itu, Tasya mulai mengakhiri panggilan teleponnya dengan Nando, “Kalau begitu, maaf ya karena sudah

merepotkanmu. Aku mau mandi dulu, jadi aku tutup dulu ya teleponnya.” 

“Baiklah. Ingat ya untuk terus memikirkanku.” 

“Iya. Aku juga akan mentraktirmu makan lain waktu.” 

“Baiklah! Aku akan menunggunya.” 

“Oke, daah.” Tasya menutup telepon kemudian menikmati udara scjuk di balkon untuk beberapa Saat. Tiba–tiba,

suara serak terdengar dari belakangnya. “Sepertinya ada yang sedang bersenang senang dengan Nando!” 

Tasya berbalik dan melihat pria itu di belakangnya. Dia mengangkat alisnya dan bertanya, “Apa kamu sudah

menghabiskan inicmu?” 

“Sudah 

“Kalau begitu sebaiknya kamu pergi. Sekarang sudah agak larut Oh, dan aku tidak akan 

menjemput Jodi malam ini karena dia akan tidur di rumalı Nando”

 

Previous Chapter

Next Chapter