We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 319
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 319

Rully seperti ayah kandung di hati Alanna.

“Gadis baik. Tidak sia-sia aku merawatmu. Baiklah, aku akan menunggu kabar baik darimu.” Rully juga dalam

suasana hati yang baik karena dia percaya pada putri baptisnya yang cantik

“Jangan khawatir, ayah tidak perlu mengkhawatirkanku,” jawab Alanna dengan percaya diri.

Di ruang kantor, Tasya telah memutuskan untuk menyibukkan dirinya dalam pekerjaan. Namun, Tasya mendapati

dirinya kekurangan inspirasi setelah baru mengerjakan beberapa goresan di atas kertas sketsanya.

Pada saat itu, ponselnya berdering. “Halo?” katanya sambil mengangkat panggilan telepon.

“Tasya, perusahaan kita mengadakan pesta penyambutan besok malam. Apakah kamu bisa datang” Felly bertanya

melalui panggilan telepon.

“Apakah ini pesta penyambutan Alanna?” Tasya bertanya sambil cemberut.

“Ya. Pak Elan telah setuju untuk mengadakan pesta juga. Aku berpikir bahwa kamu mungkin harus menjaga Jodi.

Jadi, jika kamu tidak punya waktu…”

Untuk beberapa alasan, Felly berharap bahwa Tasya akan menolak untuk menghadiri pesta tersebut.

Namun, Tasya ingin melihat bagaimana Alanna dan Elan memamerkan hubungan mereka, jadi dia dengan cepat

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

menjawab, “Aku ada waktu luang. Akan akan datang.”

“Tasya, hanya sekelompok orang yang bersemangat dan banyak bicara. Kamu benar-benar tidak harus

bergabung.” Felly tidak ingin Tasya terluka karena akan banyak interaksi antara Elan dan Alanna

Tasya mengerti bahwa Felly sedang mempertimbangkannya. Tetapi mengapa aku harus menghindarinya? Aku tidak

takut. Aku tidak takut apa pun.

“Felly, aku ada waktu luang. Aku akan menghadirinya.” Tasya tidak ingin melewatkan pesta penyambutan ini.

Setelah menutup panggilan telepon, Tasya memeriksa jam dan menyadari bahwa sudah pukul 16:30-saatnya untuk

pergi dan menjemput putranya. Sebelum Tasya pergi, dia melirik telepon kantornya, seolah-olah Tasya

mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi, tetapi dia dengan cepat menepisnya dan melanjutkan untuk pergi.

Begitu Tasya menjemput Jodi, dia kecewa. “Kenapa Om Elan tidak ikut denganmu, Ma?” Jodi bertanya.

Karena perkataan Jodi, hati Tasya menjadi pahit. Tasya tidak tahu bagaimana memberi tahu Jodi bahwa Om Elan-

nya tidak akan lagi datang menjemputnya.

“Om Elan sangat sibuk akhir-akhir ini, jadi kamu mungkin tidak bisa melihatnya untuk sementara waktu,” Tasya

menghibur Jodi saat dia berbalik ke arahnya dan tersenyum. “Mama

datang menjemputmu tepat waktu hari ini. Kemana kamu ingin pergi? Mama akan menemanimu.

“Aku ingin pergi ke taman bermain,” jawab Jodi.

“Oke. Kita ke taman bermain!” Tasya mengajaknya pergi karena dia telah memutuskan untuk menghabiskan waktu

berkualitas dengan Jodi malam ini,

Tasya akhirnya pulang dengan Jodi sekitar pukul 2100, mereka kelelahan bermain, Jodi bergegas mandi dan segera

tidur, setelah itu tiba saatnya Tasya kembali bekerja setelah menidurkan putranya.

Tasya duduk di depan jendela dengan secangkir teh di tangannya. Biasanya pikirannya jernih dan inspirasi datang

dengan mudah, tetapi pada saat ini, pikirannya dipenuhi oleh sosok yang kuat dan mendominasi.

Pikiran tentang Elan lagi.

Tasya terdiam. Dia menatap ke atas dan memukul kepalanya dengan panik. “Kenapa aku terus memikirkan dia?

Tunjukkan keberanianmu, Tasya. Pria seperti ini tidak pantas untuk dipikirkan lagi,” katanya pada dirinya sendiri.

Tasya memutar kepalanya dan berniat untuk berdiri, tetapi tatapannya tertuju ke dinding di samping pintu. Terakhir

kali, Elan mendorongnya ke dinding itu dan menciumnya dengan paksa. Kemudian Tasya berpaling melihat tempat

tidur di mana Elan telah bercumbu dengannya.

“Elan, dasar b*jingan. Jika aku merindukanmu lagi, aku akan menjadi idiot,” umpatnya sambil mengepalkan

tinjunya dan menggertakkan giginya.

Elan adalah seorang bajingan dan Tasya merasa kasihan dengan Alanna karena Alanna tidak tahu betapa tidak

tahu malunya pria ini.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Bagi Elan, mencium seseorang secara paksa sama santainya dengan memakan sepotong kue.

Berbaring di tempat tidur, Tasya memikirkan pesta ulang tahun Hana dan romansa yang Elan berikan padanya di

hutan bambu di tempat Hana. Ciumannya, matanya, dan kata-katanya yang manis. Apakah itu hanya pura-pura?

Elan juga mengatakan bahwa di mala seorang kekasih, bahkan jika dia terlihat seperti babi, dia akan menjadi babi

yang paling cantik di matanya. Jika Tasya tidak salah mengingatnya, Elan mengatakannya beberapa hari yang lalu!

Namun, Elan telah jatuh cinta dengan orang lain dalam sekejap.

Hmm, seharusnya aku tidak pernah percaya dengan apa yang dikatakan seorang pria.

Tasya bahkan ingat bahwa Elan mengatakan dia ingin menyuapnya.

Dan Elan juga mengatakan bahwa dia hanya menginginkannya.

Di masa lalu, setiap kali Elan berbicara manis padanya, Tasya hanya menganggapnya sebagai angin lalu, tetapi

sekarang, setiap kata yang Elan katakan terngiang di telinganya.

Ketika Elan menciumnya, Tasya berpikir bahwa Elan benar-benar menyukainya, itulah sebabnya Elan berusaha

keras hanya ingin memanfaatkannya. Apakah semua ini hanya ilusi. Mungkinkah aku terlalu banyak berpikir

 

Previous Chapter

Next Chapter