We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 866
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Ruang Untukmu

Bab 866

Di sisi lain, Jodi dan Teddy rupanya menyaksikan keakraban antara Anita dan Sandro, sambil berpikir mereka

berdua akan menjadi pasangan sempurna. Setelah sarapan, Sandro pergi untuk bekerja sedangkan Anita

memutuskan untuk berjalan-jalan di luar menikmati dan mengagumi keindahan alam. Sesampainya di ruang rapat,

Sandro terlihat bersenandung sambil membawa laptop ketika Teddy dan Jodi berkedip jahil ke arahnya.

“Lihat siapa yang datang! Sandro tampak dalam suasana hati bahagia.” Jodi menggoda temannya itu.

“Bagaimana tidak, dia baru saja melewati saat-saat manis sarapan bersama Nona Maldino. Jadi bagaimana

mungkin momen itu tidak membuatnya senang?”

“Apa yang kalian bicarakan?!” Sandro merasa kesal.

“Kalian berdua mengobrol dan tertawa bersama. Selain itu, kamu juga mengupas cangkang telur untuk Nona

Maldino, bukan? Tetapi jangan khawatir, kami, sebagai temanmu, tentu akan membantumu memenangkan

hatinya,” ujar Teddy penuh percaya diri.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Tepat sekali! Kami pasti akan memberikan semua bantuan yang kamu perlukan, apapun itu.” Jodi berjanji, sambil

mengepalkan tangan.

“Ayolah. Berhenti mengolok-olok saya!” Sandro mencoba mengabaikan dukungan kedua temannya dengan

semburat malu terlukis di wajahnya. “Nona Maldino bahkan tidak menganggap saya.”

“Tetapi saya melihat ekspresi wajahnya yang penuh perhatian dan kehangatan pagi ini ketika menatapmu.” Teddy

menunjukkan rasa irinya kepada Sandro.

Sementara itu, Raditya sedang berdiri di pintu di luar ruang rapat, diam-diam mencuri dengar obrolan anak

buahnya, sampai mendengar sebuah suara bertanya dari belakang. “Kenapa kamu tidak masuk ke dalam,

Raditya?” tanya Wilmar.

Tepat setelah itu Raditya akhirnya membuka pintu dan mengejutkan mereka bertiga, yang merasa kesal karena

kemunculan atasannya yang selalu tidak terduga itu.

“Kalian sedang membicarakan apa?” tanya Wilmar penasaran. “Apakah ada kabar baru mengenai tugas kita?”

“Oh, bukan apa-apa. Kita sedang membicarakan Nona Maldino dan Sandro,” ucap Jodi terang-terangan.

Setelah itu dengan cepat Teddy melirik ke atasan mereka karena menangkap ekspresi acuh tak acuh di wajahnya.

Kemudian, Raditya berbalik dan menulis sesuatu di papan tulis, memamerkan punggungnya yang berotot yang

membelakangi mereka. “Kalian hanya boleh membicarakan pekerjaan di sini. Tidak ada yang lain, termasuk

masalah pribadi.” Laki-laki itu menulis di papan tulis dan memastikan perintahnya didengar dan dipatuhi.

Dalam sekejap, keempat laki-laki itu menutup mulut rapat-rapat, merasa tidak bisa berbuat apa-apa tetapi juga

heran karena atasan menuntut mereka untuk mengontrol pikiran, meskipun hal itu sering dilakukan selama ini.

Dengan begitu, mereka semua akhirnya fokus pada pekerjaan tanpa berani berkata satu patah kata pun. Saat tiba

giliran untuk menyampaikan pekerjaannya, Sandro membuat kesalahan kecil tetapi justru dikritik pedas oleh

Raditya. Walaupun kesal, dia hanya memendam perasaannya, menganggap kesalahannya tidak begitu parah

sampai harus dikritik secara begitu kasar.

Sementara itu, Anita sedang duduk di samping air mancur sambil memain-mainkan rerumputan dengan penuh

kebosanan. Di waktu yang bersamaan, dia mengamati sekeliling, dari langit ke rumput, sampai akhirnya

pandangannya jatuh pada ikan-ikan kecil yang berenang di kakinya. Ketika itu, dia tergoda untuk menangkapnya,

maka segera saja menjulurkan tangannya untuk menangkap ikan itu. Namun, ikan itu seperti sedang

mempermainkannya, menghindar dari tangkapan Anita dan memaksanya untuk membungkuk lebih rendah lagi

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

agar bisa manjangkau.

Namun, tiba-tiba dia kehilangan pijakan dan tidak sengaja jatuh ke dalam kolam yang dalam. “Ah…” Perempuan itu

mendapati dirinya basah kuyup sekujur tubuh dan kusut. Di saat yang sama, dia sudah tidak tertarik lagi untuk

menangkap ikan itu, tetapi ketika melihat kembali ke kolam, dia merasa seperti dikecoh oleh hewan kecil itu. Ikan

ini mencoba mempermainkan saya. “Lihat saja nanti. Saya akan kembali membawa jaring.” Anita merasa kesal lalu

pergi ke gerbang masuk markas.

Dia ingin segera mandi karena tubuhnya basah kuyup. Namun, ketika melihat keadaannya seperti itu, orang- orang

di sana menunjukkan kekhawatiran dan bertanya apa yang sudah terjadi padanya. Dia menjelaskan kalau dirinya

sudah tercebur ke dalam kolam. Ketika Anita sudah tiba di kamarnya untuk berganti pakaian, Salah seorang anak

buah Raditya masuk ke dalam ruang rapat untuk mengantar sejumlah berkas dan dengan santai menyampaikan

apa yang baru saja dia dengar kepada lima laki-laki di sana. “Nona Maldino tadi tercebur ke dalam kolam ikan.”

“Apa? Apakah dia terluka?”

“Saya tidak tahu pasti, tetapi dia basah kuyup dari kepala sampai kaki.”

Sedetik kemudian, Raditya langsung bangkit dari tempat duduknya dan membuka pintu, keluar dari ruang rapat

dengan terburu-buru. Sementara itu, anak buahnya bertanya-tanya ke mana dia pergi sambil saling memandang.