We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 867
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Ruang Untukmu

Bab 867

Anita pergi ke kamar Raditya dengan membawa baju ganti. Dia langsung menyalakan pancuran karena merasa

sangat kedinginan saat musim hujan seperti ini.

Raditya membuka pintu kamarnya dan mendengar suara air dari kamar mandi. Dia tidak perlu bertanya siapa yang

ada di dalam, maka segera keluar dan kembali ke ruang rapat.

Setelah selesai mandi, Anita merasa tubuhnya menghangat, kemudian dengan santai duduk di kamar Raditya dan

membaca buku seakan kamar itu adalah kamarnya sendiri.

Siang harinya, dia pergi ke ruang makan. Setelah siap dengan baki makanannya, dia pun duduk di meja di tempat

Teddy dan yang lainnya duduk. Raditya juga duduk tepat di seberangnya.

“Nona Anita, saya dengar kamu tercebur ke dalam kolam ikan pagi ini. Bagaimana ceritanya?” tanya Teddy

penasaran.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Ahh, mari kita tidak membahas hal itu. Saya tercebur ke sebuah kolam di belakang gunung.” Setelah

menyelesaikan kalimatnya, Anita melirik ke laki-laki yang duduk tepat di seberangnya.

“Bagaimana kamu bisa terjatuh? Apakah terpeleset?”

“Tidak, ada ikan besar di kolam itu. Saya ingin menangkapnya, tetapi tergelincir dan tercebur ke dalamnya. Huh!”

Anita menceritakan kejadian itu dengan ekspresi menyedihkan.

Jodi hampir saja tertawa terbahak-bahak, tetapi untungnya, bisa mengontrolnya.

“Sandro, apakah kamu punya waktu sore nanti? Mari kita cari jaring ikan. Kita kembali ke sana dan menangkap

ikan itu, bagaimana?” tanya Anita ke Sandro.

Sandro mengangguk tanpa ragu-ragu. “Oke! Mari kita tangkap dia.”

Melihatnya langsung setuju, Anita tersenyum riang. “Baiklah, kita sepakat ya.”

Teddy dan Jodi saling menatap. Tidak diragukan lagi, Anita menyukai Sandro. Di saat itu, laki-laki di seberang Anita

berkata, “Anak buah saya tidak punya waktu untuk menemanimu bermain-main.”

“Bos, saya-“Sebelum selesai kalimatnya, Sandro menangkap sorot dingin di kedua mata itu, dan menelan kembali

kata-katanya.

Anita berkedip. “Saya meminjam mereka selama setengah jam saja.”

“Bukan masalah waktunya, mereka tidak boleh melonggarkan disiplin diri, dan tidak menghabiskan waktu untuk hal

di luar pekerjaan.” Mata Raditya sangat dingin; terlihat seperti sulit untuk diajak bekerjasama,

Tiga orang lainnya merasa ada yang aneh dengan perasaan bos mereka.

Anita tidak bisa berkata-kata, tidak punya pilihan lain kecuali menoleh ke Sandro, “Sandro, bisakah kamu

mencarikan saya jaring ikan setelah ini? Saya akan ke sana sendiri saja.”

“Tidak masalah. Saya ingat ada satu di dalam gudang.” Sandro senang bisa membantunya.

“Anita, apakah kamu akan nyaman bila pergi sendiri?”

“Tentu saja, tidak masalah! Jangan remehkan saya. Saya bersumpah akan membawa ikan itu untuk dijadikan sup.”

Anita sangat bertekad untuk bisa menangkap ikan itu.

Kali ini, Jodi tidak bisa menahan tawanya. Teddy langsung menarik pakaiannya agar berhenti.

Anita juga tertawa. “Lihat saja nanti! Saya pasti akan menangkapnya.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Nona Anita, kami percaya dengan kemampuanmu,” ucap Teddy.

Setelah makan, Sandro menemukan jaring ikan yang ringan dan masih berfungsi. Anita memutuskan untuk pergi

ke sana setelah istirahat.

Setelah makan, semua orang di markas itu melaksanakan tugasnya masing-masing. Anita adalah orang paling

santai di antara mereka semua. Dia kemudian berganti pakaian olahraga, mengambil jaring ikan lalu ke luar.

Pemandangan sepanjang jalan sangat indah, dengan dedaunan berwarna kuning dan oranye terhampar menutupi

tanah. Tidak diragukan lagi, di musim seperti ini adalah waktu yang tepat untuk kegiatan di luar rumah.

Di ruang rapat, ada empat orang yang sedang bekerja dengan tekun.

Teddy tiba-tiba mendapat ide dan melirik Jodi dan Sandro. “Bos tidak ada di sini, bagaimana kalau kita menyelinap

dan membantu Nona Maldino menangkap ikan?”

Jodi orang paling ceria dan yang pertama mengangkat tangan tanda setuju dengan ide itu. “Oke, oke! Saya paling

suka melakukan hal mendebarkan begini.”

Sandro juga sedang dilanda malas bekerja hari ini. “Oke, ayo kita pergi!”

Hanya Wilmar yang masih berdiam di posnya. Dia mengingatkan, “Jangan lama-lama, oke? Saya membantu tugas

kalian di sini untuk sementara waktu.”

“Oke, Wilmar. Kamu memang teman terbaik kami!” Teddy menepuk pundak Wilmar, lalu mereka bertiga segera

keluar dari pintu ruang rapat.