We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bad 976
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 976

“Kamu pergi liburan seorang diri?”

“Tidak, saya mengajak beberapa teman kelas untuk ikut bergabung. Banyak yang akan menemani saya di sana!”

Mengangguk–angguk, Anita kemudian melajukan mobilnya ke sebuah restoran barat mewah yang terkenal. Dia

tidak ingin merusak selera makan Ani, maka dia menahan diri untuk mengatakan apapun sebelum mereka makan.

Setelah makan malam, Anita mengajaknya jalan–jalan di sekitar taman dan keduanya menuju ke sana. Terlepas

dari kenyataan bahwa Ani adalah orang yang periang, dia bisa langsung tahu kalau Anita sedang banyak pikiran.

“Anita, apakah kamu sedang dalam masalah? Kenapa kamu terlihat murung sepanjang malam ini?”

Akhirnya, Anita mengajak Ani ke sebuah bangku panjang dan menegakkan kepalanya sebelum berkata, “Ani, ada

sesuatu yang ingin saya katakan padamu. Apa yang akan saya sampaikan ini mungkin akan menyakiti hatimu, dan

kamu boleh menyalahkan saya atau memarahi saya sesuka hatimu setelah mendengar cerita ini, tetapi harus

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

tetap tenang dan berpikir rasional.”

Sambil mengedip–ngedipkan mata dalam kebingungan, Ani tidak bisa membayangkan skenario apa yang akan

membuat sepupunya Anita, yang sangat menyayanginya sejak kecil, menyakiti hatinya!

“Anita, kamu membuat saya bingung. Memangnya hal apa yang bisa membuat kamu tega menyakiti hati saya?”

“Dengarkan saya dulu.” Tentu saja, Anita tidak ingin menyakiti hati Ani, tetapi semuanya sudah terlanjur terjadi,

tidak ada pilihan lain kecual menjelaskannya

“Katakan saja! Apapun masalahnya, saya akan memaafkanmu.” Ani siap untuk mendengarkan.

“Ingatkah kamu malam saat saya pulang dan kamu dengan antusias menelepon untuk memberitahu bahwa Kakek

sudah menjodohkanmu dengan seseorang? Saya sangat senang mendengarnya, tetapi saat itu kamu tidak

mengatakan siapa nama tunanganmu ketika kita bicara di telepon. Apakah kamu masih ingat?”

“Tentu saja!”

“Saya diculik keesokan harinya. Ayalı menyewa pengawal untuk melindungi saya. Pengawal ini sangat kuat dan juga

menakutkan. Malam itu dia membawa saya ke tempat yang aman untuk melindungi saya, tetapi dia mengambil

ponsel saya membatasi saya berkomunikasi dengan dunia luar.”

“Saya tahu, dia Raditya,” ucap Ani dengan tegas.

“Iya, dia.”

“Itu adalah malam yang sama saat kami bertunangan. Kamu tahu, saya mencoba mengirimimu pesan dan

meneleponmu, tetapi ponselmu mati sepanjang malam. Saya rasa sekarang saya tahu alasannya.”

“Maka, ketika dikirim ke markas demi perlindungan dan keamanan, saya tidak bisa menghubungi keluarga

tidak tahu bahwa orang yang selama ini menjaga saya lebih dari dua puluh jam adalah tunanganmu.”

“Benar. Saya ketakutan saat mendengar orang tua saya mengatakan bahwa seluruh dunia sedang mencari–cari

kamu.” Semua kejadian ini masih jelas dalam pikiran Ani. “Tetapi saya tidak melihat cerita ini dapat menyakiti hati

saya! Kenapa kamu bicara seserius itu, Anita? Kamu membuat saya takut.” Dia mempertimbangkan ucapan Anita

dan menyimpulkan bahwa semua tidak berbahaya.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Ada satu hal lagi. Saya pernah bercerita bahwa kondisi di markas tidak begitu bagus. Kamar mandi umum

dipergunakan oleh orang banyak dan kamar saya begitu kecil, hampir tidak ada tempat untuk mandi selain toilet.

Saya hanya dikelilingi empat tembok dan satu jendela. Akhirnya, saya harus mandi di kamar Raditya. Selain itu, dia

juga selalu berada di markas sehingga saya selalu bersamanya sepanjang siang dan malam. Kami bahkan makan

bersama tiga hari sekali.”

“Lalu kenapa?” mata Ani berkedip–kedip.

“Lalu… Setelah Darma berkhianat, saya menjadi murung dan saya… saya jatuh cinta pada Raditya.” Anita

menghela napas.

Dengan mata terbelalak saking terkejutnya, Ani bertanya, “Anita, apakah kamu juga menyukai Raditya?”

Sebagai tanggapan, Anita langsung meminta maaf saat melihat Ani panik, “Maafkan saya, Ani. Saya benar- benar

tidak bermaksud seperti itu. Saya tidak akan berani memiliki perasaan terhadapnya jika saja tahu kalau dia adalah

tunanganmu. Saya benar–benar minta maaf… tolong maafkan saya.” Pada titik ini, Anita terlalu malu untuk berani

menatap mata Ani.

Akan tetapi, yang terdengar di udara adalah pertanyaan fatal dari Ani. “Anita, apakah dia juga suka padamu?”