Bab 2085 Penyelamat
Robin dan dua pengawal turun dari mobil. Sepasang kaki mereka gemetaran, wajah juga
memucat.
Pangeran Willy sudah menunggu Dewi di depan pintu sejak awal. Ketika melihat kondisi mereka, ia tertegun, lalu
tertawa, “Hahaha, pasti Dewi yang menyetir, ‘kan?”
“Ada yang mengikuti kita, kita harus segera mengecoh mereka.”
Dewi turun dari mobil sekalian melemparkan kunci mobil ke pengawal.
“Keterampilan menyetir Nona Dewi ini benar-benar luar biasa....”
Robin akhirnya tenang kembali, menarik napas sambil memegang bagian dadanya.
“Hahaha, Robin, kamu sudah tua.”
Pangeran Willy tertawa menggodanya, lalu mulai batuk-batuk kembali.
“Pangeran “Robin lekas maju menepuk bagian punggungnya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Willy, kenapa raut wajahmu buruk sekali?” Dewi maju memeriksa kondisi Willy, juga mengulurkan tangan
menyentuh keningnya, “Astaga, kamu demam.”
“Sudah demam seminggu. Di hari ketiga mulai seperti ini. Suhu tubuhnya naik turun terus, sulit sekali turun....
Robin berkata dengan panik, “Nona Dewi, Nona adalah harapan kami.”
“Bawel.” Pangeran Willy memelototi Robin, lalu menatap Dewi dengan hangat, “Dewi, tak separah yang ia
katakan. Aku hanya demam saja, mungkin cuaca terus berubah, jadi belum
terbiasa....”
“Masuk ke dalam dulu, coba aku periksa.”
Dewi mendorong Pangeran Willy ke dalam.
Robin lekas memerintah pelayan membawakan koper dan tas Dewi, pelayan pun mengikuti dari belakang.
Di dalam Istana itu penuh dengan pengawal dan pelayan. Semuanya menundukkan kepala memberi hormat
pada Dewi.
Dewi adalah penyelamat kastel ini, seorang Dewa yang akan memutuskan nasib mereka!
Bagaimanapun, jika sampai terjadi apa-apa pada Pangeran Willy, semua orang di tempat ini juga akan bernasib
buruk....
$
Setelah kembali ke kamar, Dewi mencuci tangan dan mulai melakukan pemeriksaan secara rinci kepada
Pangeran Willy.
Kira-kira setelah satu jam, ia baru menyimpulkan, “Kamu diracuni orang lagi!”
“Hah?” Robin terkejut, “Bagaimana bisa? Kali ini, kami sudah sangat-sangat berhati-hati, semua makanan sudah
diperiksa sebelum disantap....”
“Berarti kemampuan meracuni orang ini sangat tinggi.” Dewi mengeluarkan sebotol obat dari tas ranselnya dan
diberikan pada Robin, “Setiap hari makan tiga kali sebelum makan. Sekarang makan dulu sekali!”
“Baik.” Robin lekas menuangkan air, memberikan obat itu pada Pangeran Willy.
Setelah makan obat itu, Pangeran Willy tak merasakan apa-apa. Jadi, ia bertanya pada Dewi, “Dewi, apa
kondisiku serius?”
“Jelas-jelas orang itu ingin kamu mati, menurutmu serius atau tidak?” tanya Dewi balik, “Selain itu, ini bukan
racun biasa.”
“Maksudnya?” tanya Pangeran Willy.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Baru beberapa hari saja, kondisimu sudah seperti ini. Berarti ini bukan racun biasa, tapi racun ini juga tak
langsung membuatmu mati. Jelas sekali ia mengendalikan dosisnya, agar kamu mati di waktu yang tepat....”
Dewi melihat jejak di ujung jarum. la menyimpulkan dengan tegas.
“Benar-benar kejam sekali.” Robin sangat marah, “Pangeran tidak ingin merebut tahta, hanya ingin hidup
dengan damai. Kenapa mereka selalu menginginkan kami mati?”
“Sekarang tak ada gunanya mengeluh. Yang terpenting sekarang adalah kita harus segera mencari sumber
racun itu.” Dewi melirik sekeliling dan berkata pada Willy, “Willy, aku harus membersihkan sekali lagi kastelmu
ini”
“Terserah katamu saja.” Pangeran Willy menganggukkan kepala dan memerintah, “Semuanya, dengarkan
perintah Nona Dewi!”
“Baik!” Robin dan para pengawal, juga para pelayan menjawab serempak.
Setelah mendapatkan izin dari Pangeran Willy, Dewi memerintah dengan tegas, “Robin, awasi semua pintu
keluar masuk. Dalam waktu 12 jam, tidak boleh biarkan siapa pun keluar dan juga tidak boleh mengizinkan
mereka berkomunikasi dengan orang lain.
“Baik Robin lekas melaksanakan.
“Cari sumbernya dulu, baru selesaikan masalah.” Dewi memperhatikan jam tangan sambil memerintah Robin,
“Setelah satu jam, minta semua orang berkumpul di pintu utama, aku ingin
memeriksa.”