We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 513
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 513

Setelah kembali ke rumah, ketiga anak masih mengelilingi Tracy, bercerita tanpa henti. Sesaat

menceritakan masalah sekolah, sesaat kemudian bercerita tentang rumah baru....

Carla berdempetan dengan Tracy, memeluk lehernya dengan manja, “Mami, kamarku besar sekali.

Ada piano di dalamnya, indah sekali. Aku akan membawamu melihat–lihat kamarku.”

“Kamarku juga sangat besar, ada banyak mainan mobil, pesawat terbang dan juga mainan lainnya.”

Carles lekas berpindah ke sofa dari kursi rodanya. Ia ingin berdekatan dengan maminya.

“Mami, aku dan Carles tidur terpisah. Kami punya kamar masing–masing.” Carlos juga tak bisa

menahan diri untuk berbagi cerita dengan Tracy, “Kamarku ada laptop dan juga banyak produk

berteknologi tinggi.”

“Bagus sekali.” Tracy membelai kepalanya dan berbicara dengan lembut, “Hari ini Mami agak lelah,

besok Mami baru melihat–lihat kamar kalian, ya?”

“Oke.” Ketiga anak menganggukkan kepala.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Mami kenapa? Apa sakitnya belum sembuh?” Carla menggunakan tangan kecilnya memegang kening

Tracy, lalu memegang keningnya sendiri. “Tidak demam kok.”

“Mami hanya lelah, istirahat beberapa hari akan membaik.” Tracy mengelus pipinya.

“Kita jangan mengganggu Mami lagi, biar Mami istirahat.” Carlos lekas berbicara dengan bijaksana,

“Mami, besok akhir pekan. Tidak perlu sekolah, besok kami akan membawamu melihat–lihat kamar

kami.”

“Baiklah.” Tracy menganggukkan kepala, lalu memeluk tiga anaknya satu per satu, “Sudah pukul

sembilan malam, cepat mandi dan tidur.”

“Iya, selamat malam, Mami.”

“Selamat malam, Sayangku.”

Tracy melambaikan tangan kepada ketiga anaknya, lalu melihat para perawat membawa mereka ke

lantai atas.

Karena maminya sudah pulang, mereka sangat bahagia. Mereka berjalan sambil melompat–lompat

dan bersenandung riang.

Tracy menyunggingkan senyuman gembira ketika melihat mereka dari belakang.

“Kenapa tidak menemani anak–anak lebih lama?”

Daniel mendekat sambil membawa gelas alkohol. Ia memberikan Tracy segelas teh pemulihan tubuh.

Tracy minum teh itu, lalu berbisik, “Aku rasa, aku dan anak-anak lebih baik pindah kembali.”

“Kenapa?” Daniel mengernyitkan kening.

Tracy memandang ke arah pembantu dan pengawal yang berjaga di samping. Ia tidak bicara.

“Semuanya mundur.” Daniel memerintah.

“Baik.” Semua orang mundur.

Setelah pintu ditutup, Tracy baru membuka mulut bertanya, “Apa Tuan besar

sakit?”

“Iya.” Daniel tidak berencana menyembunyikannya, “la selalu dirawat di Rumah Sakit Kasih.”

“Sebelum Tuan besar sadarkan diri, lebih baik aku dan anak–anak kembali dulu. Tunggu ia sudah

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

sadarkan diri, kamu ceritakan masalah anak–anak padanya. Jika ia menerima, kami baru...”

“Anak–anak itu milikku, tidak penting ia mau terima atau tidak.” Daniel menyela ucapan Tracy, lalu

berbicara dengan serius, “Selain itu, ia memang suka dengan tiga anak ini. Jika ia tahu, pasti akan

sangat senang.”

“Tapi....” Tracy agak gelisah, “Aku merasa sekarang pindah kemari tanpa status, rasanya tidak baik.”

“Apanya tanpa status?” Daniel mengernyitkan kening tidak senang, “Ini adalah rumahku. Terserahku

bagaimana mengaturnya, tidak ada hubungannya dengan orang lain. Kamu jangan membebani diri

sendiri.”

“Baiklah, aku terima ini. Tapi, anak–anak tinggal di sini akan tidak praktis untuk

pergi pulang sekolah...”

“Aku telah mengatur sopir untuk mereka. Setiap hari ada yang mengantar jemput. Tidak perlu naik bus

sekolah. Waktu di perjalanan sama saja.” Daniel sudah menyiapkan semuanya, “Selama Kakek

dirawat, kamu juga istirahat baik–baik di rumah. Tunggu ia sadar, aku akan berdiskusi dengannya, lalu

kita akan mempersiapkan pernikahan.”

“Pernikahan?”

Tracy sama sekali tidak pernah