We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 515
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 515

“Mami membuat bakpao babi dan juga kue beras ketan. Benar–benar enak.” Carla melambaikan

tangan kecilnya ke arah Daniel. Suara kekanak–kanakan itu memanggilnya, “Cepat turun.”

“Jangan mendesaknya, Mami masih belum selesai menggoreng mie.” Tracy meletakkan seporsi salad

buah di meja, lalu mendongakkan kepala tersenyum pada Daniel, “Cepat ganti baju.”

“Ya.” Daniel menganggukkan kepala sambil tersenyum. Ia merasa tidak pernah melalui pagi seindah

ini...

“Bagus sekali!” Daniel tak bisa menahan diri untuk berseru ketika melihat pemandangan pagi ini.

Mungkin kehidupan seperti ini biasa saja bagi orang biasa, tetapi bagi Tuan Daniel ini adalah satu–

satunya bagian yang hilang dari kehidupannya sejak kecil hingga besar.

Sekarang, akhirnya ia menemukannya kembali. Wajahnya menunjukkan senyuman hangat yang tak

pernah terlihat sebelumnya...

Daniel mengganti baju, lalu turun ke bawah, Tracy sudah menyiapkan mie goreng di atas meja. Total

ada tujuh makanan dan tiga minuman, benar–benar beragam.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Carlos sedang membantu menyiapkan alat makan. Ia mengaturnya dengan handal, “Kami bertiga

duduk sebaris, Paman Daniel dan Mami duduk sebaris. Roxy duduk di ujung.”

“Terima kasih, Kak Carlos!”

Carla dibantu oleh perawat duduk di kursi yang tinggi, lalu ia mulai memakai

serbet.

Kedua mata Carles berbinar–binar, air liurnya mengalir. Ia bertepuk tangan tak sabar, “Wah, sarapan

pagi ini banyak sekali. Kelihatannya enak, aku sudah tak sabar menunggu.”

Roxy duduk di ujung menatap makanan burung beo di hadapannya, menatap lagi sarapan yang

beragam di depannya. Ia menggeser piring makanan burung beo dengan tidak senang, mengepakkan

sayap berseru, “Mau makan, mau makan!”

“Jangan berisik.” Carla mengernyitkan kening, lalu memelototinya dengan galak, “Kamu tidak bisa

makan makanan ini, hanya bisa makan makanan burung. Mengerti?”

“Tidak mau, tidak mau!” Roxy mulai kesal, ia mengepakkan sayap terbang mendekat.

“Tidak boleh!” Carla lekas menggunakan sepasang tangan gemuknya melindungi makanan di

hadapannya dan berteriak dengan tergesa–gesa, “Kak Carlos, Kak Carles, Roxy ingin merebut

makanan!”

“Roxy, cepat kembali ke tempat dudukmu.” Carles segera mengernyitkan kening. Ia menggunakan

pisau makan untuk mengancamnya, “Kalau tidak, aku akan mengurungmu di dalam sangkar!”

“Tidak mau, tidak mau!” Roxy berseru sedih. Ia berhenti tak jauh dari mereka, lalu menatap memelas

makanan–makanan itu. Ia tidak rela pergi.

“Sudah, nanti aku berikan kacang.” Carlos membujuknya dengan tenang, “Cepat

kembali.”

“Roxy, kacangmu sudah tiba.” Tracy memberikan beberapa kacang parut ke dalam piring Roxy, lalu

tersenyum padanya, “Cepat makan sarapanmu!”

Roxu baru berjalan kembali ke posisinya dengan tidak rela. Sambil berjalan sambil menunggingkan

pantatnya. Burung arogan sombong itu seolah sedang berbicara, “Aku punya kacang, tidak akan

berbagi dengan kalian!”

“Temperamen burung beo ini tinggi juga.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Daniel melihat adegan ini ketika berada di tangga spiral. Ia merasa sangat menarik, walaupun agak

berisik, tetapi kehidupan seperti ini baru dipenuhi kebahagiaan dan kehangatan.

“Paman Daniel, namanya Roxy!”

Carlos selesai menyiapkan alat makan, lalu berjinjit dan naik ke kursinya sendiri. Mengenakan serbet

untuk dirinya sendiri dengan elegan.

“Kenapa dinamakan Roxy?” Daniel menatapnya dengan akrab.

“Karena ia di urutan ke empat.” Carles memiringkan kepala menjelaskan dengan ekspresi serius,

“Kami ada anak pertama, anak kedua, anak ketiga, ia di urutan ke empat. Untuk membedakan kami, ia

dipanggil Roxy!” !

“Oh, ternyata begitu.” Daniel menganggukkan kepala.

“Aku masih ada boneka barbie, namanya Emily, Olivia, Daisy....” Carla berhitung

dengan jari tangannya. Mengerucutkan bibir berbicara, “Mereka adalah kesayangan

keluarga kami. Mereka sangat menggemaskan, lain kali aku akan mengenalkan

mereka padamu!”

“Oke.” Daniel menyunggingkan senyuman memandang tiga anak di hadapannya. Ia

masih tidak percaya dirinya telah menjadi seorang ayah.…