We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Chapter 142
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 142

“Ternyata begitu…” Tracy mendadak mengerti, langsung berpikir dan merasa ada yang salah, “Namun,

si Iblis begitu angkuh dan kuat, bagaimana kamu bisa merebutku darinya?”

“Kamu adalah pacarku.” Billy menjawab dengan teliti dan sempurna, “Dia memang angkuh dan tidak

masuk akal, tapi saat itu dia sedang ada tamu, tidak mungkin dia meninggalkan bisnisnya, hanya demi

seorang wanita…”

“Benar juga.” Tracy percaya, dia pernah melihat Daniel bekerja. Di matanya sama sekali tidak ada

orang lain, hanya ada bisnis.

Memikirkan sikapnya hari ini, jika malam itu sungguh dia yang menyelamatkan Tracy, maka yang

berhubungan dengan Tracy adalah Daniel, tetapi dia tidak pernah membahas hal ini.

Kecuali…

Dia adalah Gigolo Pelunas Hutang yang sesungguhnya, sedangkan yang di depan mataku ini adalah

palsu!

Tracy melihat-lihat “Gigolo Pelunas Hutang” di sampingnya, dengan cepat mengelaknya, tidak

mungkin. Malam itu, dia melihat sendiri Daniel masuk ke mobil, dan bocah di sisinya ini mengendarai

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

mobil ini untuk menjemput Tracy.

Keduanya hanya selisih satu menit saja, sehebat apa pun “Gigolo Pelunas Hutang”, tidak mungkin bisa

membelah dirinya jadi dua.

Jadi, Daniel ya Daniel, bocah di sisiku ini adalah Gigolo Pelunas Hutang” yang sebenarnya, tidak salah

lagi!

“Apa yang kamu pikirkan?” Billy mendekatinya dengan sikap mencurigakan, “Aku sebenarnya bukan

gigolo, apa kamu merasa terkejut?”

“Sedikit.”

Tracy melihatnya dengan hati yang rumit. Dia berpikir dalam hati, berhubung dia bukan gigolo, apakah

boleh memintanya mengakui anak?”

Karena bagaimana pun, anak-anak membutuhkan sosok ayah..

“Jika kamu mau, sekarang aku menjadi gigolo juga belum terlambat.” Billy berkata dengan serius.

Tracy pun tertawa.

“Akhirnya tertawa juga!” Billy menjulurkan tangannya mencubit-cubit pipinya, “Kamu sangat cantik jika

tersenyum, banyak-banyaklah tersenyum!”

Tiba-tiba Tracy merasa sebenarnya dia lumayan baik. Setiap kali Tracy ada masalah, dia selalu ada,

menyelamatkannya dari segala masalah.

Setiap hari mentransfer uang dan melaporkan pemasukan padanya dengan jujur…

Sekarang bisa membuatnya tertawa, membuatnya gembira…

Orang seperti ini sangat sempurna.

Dulu Tracy keberatan dengan pekerjaannya, tetapi sekarang begitu tahu bahwa dia bukan gigolo,

maka tidak akan ada pengaruh buruk bagi anak-anak. Barangkali bisa…

Saat pikirannya melayang-layang, tiba-tiba Tracy sadar jalannya salah, buru-buru bertanya, “Kamu

mau membawaku ke mana? Kenapa semakin jauh dari rumahku?”

“Pergi makan snack malam. Masih begitu awal, untuk apa pulang?”

Billy sama sekali tidak tahu di mana rumahnya, tetapi responsnya sangat cepat. Dia selalu

melontarkan kebohongan, tetapi ia tetap bisa menjawab dengan teliti dan sempurna.

“Tidak bisa, aku masih ada urusan. Cepat antar aku pulang.”

“Oh…”

“Apa kamu lupa alamatku?”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Tidak.”

Saat Billy sedang berpikir bagaimana agar kebohongan ini terlihat sempurna, ponsel Tracy berdering,

telepon dari Bibi Juni: “Nona, Carla demam hingga 39,5 derajat…”

“Aku segera pulang.” Tracy panik seketika, “Bibi Juni, siapkan kartu pengobatan dan botol minum.

Sesampainya di rumah, kita langsung ke rumah sakit.”

“Baik.”

Setelah menutup teleponnya, Billy sudah menemukan alamatnya di catatan maps, dan segera

mengangkat kepalanya: “Jalan Bahagia nomor 32, kan? 10 menit!”

“Terima kasih.” Melihat dia ingat alamatnya, Trady sungguh sangat senang. “Saat itu aku menghapus

nomor ponselmu, kamu coba hubungi aku, aku simpan nomormu.”

“Ponsel…”

Dalam hatinya, Billy berteriak gawat. Sebelumnya Daniel memintanya menyamar sementara, maka ia

hanya meminjamkan ponselnya selama beberapa jam, setelah itu dikembalikan lagi di malam itu!

Mobil ini bisa dipakai diam-diam, tetapi ponsel tidak mungkin bisa dia ambil.

“Kenapa? Kamu tidak mau memberikannya padaku?” Tracy melihat tampangnya yang enggan.

“Bukan…” Mata Billy berkedip dan dengan cepat menemukan alasan, “Nomor telepon itu sudah

tidak kupakai, sekarang ganti nomor, simpanlah nomorku.”