We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 351
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 351

“Mami, jika mami tidak mengizinkan kami pergi makan malam, kami tidak akan pergi, tapi setidaknya

kami harus menyapa kakck.” Carlos berpikir lebih menyeluruh, “Dia adalah tamu, kita tidak mungkin

mengusirnya, kan.”

“Betul.” Carles menganggukkan kepala, ia gugup hingga sekujur kepalanya mengeluarkan keringat.

“Maksud mani bukan begitu...”

“Mami Carlos, Tuan Besar sudah datang.”

Tracy belum menyelesaikan perkataannya, terdengar suara perawal dari luar.

“Carlos, keluarlah, sapalah kakek” Tracy dengan suara pelan berkata kepada Carlos, “Bilang mami

sedang sakit, tidak bisa bericmu dengannya. Jangan biarkan kakek masuk, minta dia menunggu di

luar, kalian ganti baju lalu pergi makanlah dengan kakck.”

“Hah?” Carlos mengerutkan kening tidak mengerti, “Maini, kenapa berbuat seperti itu? Orangnya

sudah datang, tidak baik menolaknya.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Betul, betul!” Carles dan Carla terus menerus meyakinkan maminya.

“Sebelumnya mami pernah bertemu dengan kakek, ada kesalahpahaman di antara kami berdua...”

Tracy menjelaskan dengan hati–hati, “Jadi, mami tidak ingin dia mengetahui bahwa mami ini adalah

nami kalian.”

“Oh!” Carles dan Carla menganggukkan kepala sctengah mengerti.

“Aku mengerti.” Carlos benar–benar mengerti, “Tenang saja mami, kami akan menjaga rahasia mami.”

“Bctul, kami akan jaga rahasia mami.” Carles dan Carla meyakinkannya kembali.

“Ini baru benar.” Tracy menghembuskan napas lega,“Jadi, saat kakek menanyakan siapa papi dan

mami kalian, jangan langsung dijawab, mengerti?”

“Mengerti.” Ketiga anak itu serentak menjawab.

“Carlcs, Carla jika dia menanyakan hal ini, dan kalian tidak bisa menjawabnya, maka diam saja,

biarkan Carlos yang menjawab, mengeru?” Tracy memperingati sekali lagi.

“Baiklah, cepat berangkat.” Tracy melepas Carla.

“Terima kasih, mami!” Carla berlari keluar dengan kaki kecilnya, lalu dengan ramah menyapa kakek,

“Kakek, kakek!”

“Aduh, anak pintar!” Dari luar terdengar suara Tuan Besar yang bersemangat.

Carles tergesa–gesa memutar kursi rodanya ingin segera keluar.

*Pcan–clan.” Carlos mendorong kursi roda Carles keluar, sembari menutup pintu menggunakan

tangannya.

Tracy berada di dalam kamar, tidak berani keluar, ia berdiri di samping pintu sembari mendengarkan

pergerakan di luar.

“Kakek, maaf, mamiku sedang sakit, tidak bisa keluar menemuimu.” Carlos berkata sesuai dengan

arahan Tracy. “Rumah kami sangat berantakan, ada orang sakit, bolehkah kakek menunggu kami di

rumah paman dokter sebrang? Sciclah kami selesai ganti baju, kami akan kesana.”

“Tentu saja boleh.” Tuan Besar terburu–buru bertanya, “Carlos, mamimu sakit apa? Apa perlu dokter

datang untuk memeriksanya?”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Tidak perlu, mami baru saja kembali dari rumah sakit.” Carlos menjawab dengan sempurna, ia berkata

kepada dokter anak itu, “Dokter Antoni, tolong bantu jaga kakek sebentar!”

“Baik, tidak masalah.” Antoni langsung mempersilakan Tuan Besar dan bawahannya masuk ke rumah

sebrang, “Tuan Besar, Sanjaya, silakan masuk.”

“Pelan–pelan ganti bajunya, kakek tidak buru–buru, kakek akan menunggu kalian.” Tuan Besar berkata

dengan penuh rasa sayang kepada tiga anak tersebut.

“Baik, terima kasih kakek.” Ketiga anak menganggukkan kepala dengan sopan.

“Ini untuk mami dan nenek kalian.”

Kemudian, Sanjaya membawakan beberapa hadiah bermaksud masuk inenaruh hadiah tersebut di

dalam rumah, Carlos langsung berkata: “Berikan padaku saja, terima kasih kakek!”

“Sama–sama!” Sanjaya mclirik ke dalam, ia tidak banyak berkala.

“Kakek, tunggu kami 10 menit.”

Carlos melambaikan tangan dengan sopan, lalu menutup pintu.

Ketiga anak secepatnya masuk ke kamar untuk ganti baju, Tracy mencari baju mereka dan

menyerahkannya ke perawat, ia kembali mengingatkan Carlos, “Carlos, ingat yang mami bilang

ya.”

“Iya, mami tenang saja.” Carlos berjanji dengan sepenuh hati.